SEISMIC HAZARD WILAYAH KOTA SORONG PAPUA BARAT DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PSHA
DOI:
https://doi.org/10.33506/rb.v11i02.4977Keywords:
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA), Ground Motion, Uniform Hazard Spectrum (UHS), Deagregasi Hazard, Spectral MatchingAbstract
Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi dikarenakan Indonesia menempati tiga lempeng besar dunia dan sembilan lempeng kecil. Lempeng tersebut saling bertemu dan membentuk jalur-jalur pertemuan yang kompleks. Interaksi antar lempeng tersebut membuat Indonesia sebagai wilayah rawan gempa bumi. Kota Sorong adalah salah satu kota di Provinsi Papua Barat Daya. Dimana daerah ini terdapat sesar Sorong yang merupakan retakan besar dalam kerak bumi dan selama 40 juta tahun telah melepaskan potongan daratan yang luas dari Papua sebelah utara dan pulau-pulau yang terbentuk karena adanya sesar ini, sesar Sorong bergeser kearah barat melintasi lautan dan menuju kearah Sulawesi. Banyak sesar aktif lainnya yang berpotensi menimbulkan gempa di Pulau Papua, seperti halnya Sesar Koor yang membentang dari Raja Ampat sampai Sorong. Sedangkan batas lempeng tektonik di utara Papua membentuk sesar geser yang terjadi di bagian utara yaitu Sesar Sorong-Yapen. Pada September 2016, terjadi gempa bumi dengan skala magnitudo sebesar 6,8 SR (Skala Ritcher) dengan kedalaman 10 meter dari permukaan laut dan berjarak 31 km arah timur laut kota Sorong. Gempa ini tergolong gempa besar yang dapat merusak struktur bangunan pada umumnya. Laporan menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 62 orang terluka dan 257 rumah rusak. Seismic hazard analysis bertujuan untuk menentukan suatu batas intensitas gempa tertentu yang berlaku di daerah kajian berdasarkan suatu nilai kemungkinan yang akan terjadi atau terlampaui pada suatu periode tertentu. Metode yang digunakan untuk menentukan batas tersebut adalah Metode Probabilistik – Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan dapat ditentukan dengan melakukan perhitungan ground motion (gerakan tanah) dipermukaan. Parameter pergerakan tanah yang diperlukan untuk perencanaan infrastruktur tahan gempa adalah percepatan tanah maksimum (Peak Ground Acceleration/PGA) di batuan dasar dan Deagregasi Hazard.
References
(Ancheta et al., 2013) PEER NGA-West2 Database
(Atkinson & Boore, 2008) Empirical Ground-Motion Relations for Subduction-Zone Earthquakes and Their Application to Cascadia and Other Regions
(Boore & Atkinson, 2007) NGA Ground Motion Relations for the Geometric Mean Horizontal Component of Peak and Spectral Ground Motion Parameters
(C.A. Cornell, 1968) Engineering Seismic Risk Analysis
(Hutapea & Mangape, 2009) Analisis Hazard Gempa dan Usulan Ground Motion pada Batuan Dasar untuk Kota Jakarta
(Kementerian PUPR, 2022) Buku Peta Gempa Indonesia Untuk Perencanaan Dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa
(Makrup et al., 2018) Seismic Hazard Map for Papua Island
(National Standardization Agency, 2020) Tata Cara Pemilihan dan Modifikasi Gerak Tanah Permukaan Untuk Perencanaan Gedung Tahan Gempa
(Pawirodikromo, 2012) Seismologi Teknik dan Rekayasa Kegempaan
(Pawirodikromo, 2018) The Estimated PGA Map of The MW6.4 2006 Yogyakarta Indonesia Earthquake, Constructed From The Modified Mercally Intensity IMM
(Pawirodikromo et al., 2019) Site Coefficient of Short Fa and Long period Fv Maps Constructed from the Probabilistic Seismic Hazard Analysis in Yogyakarta Special Province
(Pawirodikromo et al., 2020) Development of synthetic ground motion at a specific site in Yogyakarta town, Indonesia utilizing the PSHA Method.
(PuSGeN, 2017) Pusat Studi Gempa Nasional 2017
(Sina, 2002) Evaluasi Bahaya Gempa (Seismic Hazard) Dengan Menggunakan Metode Point Source Dan Penentuan Respons Spektra Desain Kota Kupang
(Steven L. Kramer, 1996) Geotechnical Earthquake Engineering
(Sunardi, 2013) Peta Deagregasi Hazard Gempa Wilayah Jawa Dan Rekomendasi Ground Motion Di Empat Daerah
(Youngs et al., 1997) Strong Ground Motion Attenuation Relationships for Subduction Zone Earthquakes
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Indah Permatasari, Widodo Pawirodikromo, Adityawan Sigit

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 
						




